Jumping Stone, One of Indonesian Traditional Perforamances
Sang Ibu

dakwatuna.com – Malam itu, malam tahun baru 1431 hijriah. Aku diundang untuk mengisi muhasabah di masjid Al-Ittihad Tebet Jakarta Selatan bersama seorang penyair terkemuka Bapak Taufik Ismail. Ini untuk yang kedua kalinya aku bersama Pak Taufik setelah sebelumnya aku bersama beliau diundang untuk acara muhasabah 60 tahun Bakrie di Rasuna Said. Seperti biasanya Pak Taufik membacakan puisinya. Di antara puisi yang beliau bacakan ada satu puisi tentang ibu.
Aku tidak ingat secara harfiah isi puisi tersebut, tetapi aku terkesan dengan kedalaman isinya dalam menggambarkan betapa tak terhingga kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Karenanya banyak para penyair menulis puisi tentang ibu. Di antara juga yang pernah saya baca D. Zawawi Imran. Aku masih ingat sebagian ungkapan yang ditulis Pak Zawawi. Di nataranya: ”Seandainya aku ikut ujian, dan aku ditanya tentang pahlawan, akan ku jawab ibuku.”
Benar, ibu adalah pahlawan. Tidak ada seorang pun yang paling berjasa kepada kemanusiaan melebihi jasa seorang ibu. Karenanya dalam Al-Qur’an Allah swt. tidak segan menceritakan perih dan lelah seorang ibu saat hamil dan menyusui. Dalam surah Luqman:14, Allah berfirman: ”Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Perhatikan ayat ini, dibuka dengan perintah agar berbuat baik kepada ibu bapaknya, setelah itu Allah menceritakan secara khusus tentang capeknya seorang ibu ketika mengandung anaknya. Sementara capeknya ayah tidak diceritakan. Silahkan cari dalam Al-Qur’an maupun hadits kalau pernah disebut mengenai capeknya seorang ayah. Sungguh hanya sang ibu yang banyak disebut. Bahkan dalam sebuah hadits yang sangat terkenal, Rasulullah saw. ketika ditanya: ”Kepada siapa aku harus berbuat baik? Beliau tidak segan menjawab tiga kali berturut-turut agar itu dilakukan kepada ibu, lalu kepada bapak.”
Namun sayang, banyak anak begitu mudah melupakan jasa besar sang ibu. Kalau pun berbuat baik cenderung perbuatan itu semata basa-basi, datang setahun sekali menemuinya di hari raya. Basa-basi mencium tangannya dan lain sebagainya, sementara pesan-pesannya yang baik tidak dipatuhi. Banyak para ibu yang merindukan anaknya agar mentaati Allah swt. Namun banyak anak yang justeru membalas kebaikan ibunya dengan berbuat maksiat kepada-Nya. Sungguh ini suatu kedurhakaan.
Tidak ada artinya kebaikan seorang anak kepada ibunya secara material, sementara ia selalu berbuat maksiat kepada Allah. Karenanya banyak para ulama mengatakan: ”Pengabdian seorang anak yang paling baik bagi orang tuanya adalah menjadikan dirinya sebagai anak yang saleh.” Inilah rahasia hadits Rasulullah saw. yang berbunyi: ”Waladun shaalihun yad’u lahuu (anak yang shaleh yang selalu mendoakan untuk orang taunya).” Perhatiakan kata shalih dalam teks hadits tersebut. Ini untuk menegaskan bahwa hanya anak yang shalih yang benar-benar akan memberikan kebahagiaan bagi orang tuanya: bahagia secara material maupun secara spiritual. Sementara anak durhaka tidak akan pernah memberikan kebahagiaan hakiki bagi orang tuanya.
Tidak sedikit cerita masa lalu mengenai kebaikan seorang anak kepada ibunya. Di antaranya; disebutkan bahwa salah seorang anak yang shaleh pernah menggendong ibunya dari negeri kelahirannya –kalau tidak salah Yaman- ke kota Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Bayangkan betapa jauh perjalanan menuju kota Mekah. Dan betapa besar tenaga yang harus dikeluarkan untuk kebahagiaan sang ibu. Di manakah kini kita bisa menemukan pribadi seorang anak seperti ini?
Dalam kisah yang lain lagi disebutkan seorang anak yang shalih sedang menemani ibunya makan. Namun anak ini belum mau mengambil makanan sampai ibunya selesai. Ketika ditanya mengapa berbuat demikian? Ia menjawab: aku takut mengambil makanan yang ternyata itu disukai ibuku. Subhanallah sebuah contoh kejujuran cinta kepada sang ibu sangat nampak dalam kisah tersebut.
Di akhir tulisan ini izinkan aku menulis puisi untuk ibuku:
Ibu, bila semua orang berkata langit itu sangat tinggi
Sungguh masih lebih tinggi cintamu kepadaku
Bila semua orang berkata lautan itu sangat dalam
Sungguh masih lebih dalam kasihmu kepadaku
Bila semua orang berkata bukit itu sangat kokoh
Sungguh masih lebih kokoh perhatianmu kepadaku
Tak sanggup kata melukiskan kebaikanmu
Tak sampai nyawa membalas budi baikmu
Kecuali keshalihanku
Dengannya sungai keringat jerih payahmu menjadi amal jariah.
Allahu a’lam bishshowab
source : http://www.dakwatuna.com/2009/sang-ibu/
Memaknai Sebuah Amalan
Ada seorang syaikh yg mendatangi tiga orang tukang pemecah batu yang sedang membangun sebauh piramid. Ketiganya sedang melakukan pekerjaan yang sama: memecah batu. Sang syaikh mendatangi tukang pertama dan bertanya:"Apa yang sedang anda kerjakan wahai Bapak?" Tukang pertama menjawab:"Saya sedang memecah batu." Lalu sang syaikh mendatangi tukang kedua dan menanyakan hal yang sama, dan dijawab oleh tukang kedua:"Saya sedang membangun sebuah piramid." Dan sang syaikh mendatangi tukang ketiga dan menanyakan hal yang sama, yang dijawab oleh tukang ketiga:"Aku sedang membangun sebuah peradaban."
Ternyata, ketiga tukang pemecah batu itu memberikan jawaban yang berbeda atas pekerjaan yang sama yang sedang mereka lakukan. Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah tadi?
Bagaimana kita memberi nilai atas pekerjaan yang kita lakukan, trnyata sangat tergantung pada visi dan cara pandang kita. Dan itu akan sangat mempengaruhi kontinyuitas/keistiqomahan
Semoga kita bisa menjadi orang yang semakin pandai memberi value/nilai atas amal-amal yang kita kerjakan. Dan Allah tidak pernah menilai amal kita dari 'besar' atau 'kecil'nya, tapi sejauh mana kita berusaha memberikan yang terbaik yang kita bisa dalam amal kita (ihsan).
Ditulis : Lutfi Sufiana
Kebahagiaan yang Sederhana
Tadi pagi, aku mendapat hadiah dari sulungku. Sebuah benda yang amat sangat sederhana-karena terbuat dari barang bekas di depan rumah -hasil tangannya sendiri dengan tulisan diatasnya: SELAMAT HARI IBU, DARI IFA. Plus sebuah gambar dan puisi yang ditulis diatas kertas HVS. Mungkin bagi orang lain barang itu samasekali tak berharga, tapi sanggup memasukkan keharuan yang mendalam di hati ini. Ya Allah, aku tak tahu darimana gadis sembilan tahunku ini memahami tentang hari ibu. Tapi dia telah belajar dan berusaha untuk menghargai dan 'berterima kasih' atas semua yang kukerjakan untuknua. Ternyata..dibalik semua 'pembangkangannya' atas perintah-perintahku, 'perlawanannya' terhadap kata-kataku, 'polah-polahnya' yang sering membuatku mengelus dada...
Aku menangis diam-diam meliat dia menaiki satu anak tangga kedewasaannya. Inilah kebahagiaan sederhana seorang ibu..
Kejadian ini membangkitkan ingatanku kembali kepada sosok wanita terbaik dalam hidupku, IBUKU yang saat ini telah berada ditempat terbaikNYA. Aku jadi paham akan 'kebahagiaan-kebahagiaan sederhananya' yang dulu tak begitu kupahami.
Ketika aku memberi ibu uang dari penghasilanku, beliau selalu berusaha 'mengembalikan' dengan cara membelikanku barang-barang, mengirimi anak-anakku baju, kue dan jajanan sekardus besar dan lain-lain. Ketika kami tidak bisa pulang kampung karena suami ditempatkan di wilayah timur Indonesia, beliau nangis di depan foto anak-anak di malam takbiran karena tahu kamipun ingin pulang sebenarnya. Yang selalu berbinar matanya ketika mendengar kisah-kisah bahagiaku, yang selalu menguatkanku dalam kesedihanku, yang doanya tak pernah putus untukku...
Ya, ternyata kebahagiaan seorang ibu sangatlah sederhana. Dia akan bahagia ketika menemukan kebaikan dalam diri anaknya, bahagia ketika anaknya bahagia.. Benar-benar tak mengharapkan (balasan) apapun, hanya mengharap kebaikan dan kebahagiaan orang-orang yang dicinta.
Sekarang ibuku telah tiada, sebelum setitikpun kebaikan-kebaikannya sempat kubalas. Kadang terlintas penyesalan, yang kucoba basuh dengan istighfar. Kucoba menebusnya dengan sesering mungkin berdo'a untuknya, berharap itu mampu meringankannya disana. "Do'a seorang anak, bisa sesaat menghentikan azab kubur orang tuanya" itu kata seorang ustadz yang coba kupegang. Lalu berusaha mengumpulkan puing-puing 'balas jasa' yang bisa kulakukan, walau tahu tak akan pernah sepadan dengan apa yang telah diperbuatnya.
Dan sekarang aku adalah seorang ibu, walau mungkin masih sangat jauh dari profil seorang ibu ideal bagi anak-anakku, bahkan masih jauh dari sosok ibuku. Namun ingatanku padanya selalu memotivasiku untuk bisa lebih baik dan lebih baik lagi sebagai ibu. Semoga ini merupakan amal jariyah untuk beliau yang akan selalu mengalirkan pahalanya. Amin..
Kasihnya ibu tulus sejati..seperti Rasul taatnya pada Ilahi
Ikhlas, suci, kekal, abadi, kasih yang tak dapat ditukar ganti.
Kasih yang menghantar kita ke surgawi...
Ditulis : Lutfi Sufiana, dalam rangka mother's day, 22 Desember 2009
South Korea - Indonesia Made Agreement for Using Hangeul as Official Character of Cia-cia Tribe

Seoul Made Agreement with one of tribe named Cia-cia to use Korean Character (Hangeul)
Cia-cia tribes announced such agreement for adopting the uniqueness of Korean alphabet named Hangeul to be an official language .
Cia-cia lives nearby
On December 22nd, 2009 The Mayor of Seoul City Seoul Oh Se-hoon and Amirul Tamim the mayor of
Seoul City Government has made plan to establish central of teachers training in
(ita/nrl) (Souce: http://www.detiknews.com/read/2009/12/22/155029/1264489/10/seoul-teken-kesepakatan-dengan-suku-cia-cia-soal-abjad-korea
Nanta Performance, Pertunjukan Seni Memasak yang Enerjik

Memasak adalah aktivitas biasa dan terasa kurang istimewa, karena keberadaannya yang menjadi bagian dari aktivias rutin kita. Tapi bagaimana jika memasak menjadi salah satu pertunjukan seni? Ini baru luar biasa. Seperti beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 09 Desember 2009. Kami, rombongan dari KDI School sekitar 24 orang berkesematan untuk menyaksikan Nanta Performance di Myongdong Nanta Teatre. Pengalaman yang menarik pikirku waktu itu, dan rupanya demikian harapan temen-temen, bahkan ada salah satu student yang mengatakan bahwa pertunjukan Nanta sangat bagus, sebagaimana kesan yang disampaikan istrinya kepadanya. Yah…aku harap begitu
Dan pertunjukan pun dimulai…
Pertunjukan berdurasi sekitar satu setengah jam tersebut diawali dengan permintaan seorang head chef untuk menyediakan makanan berbagai jenis untuk pernikahan dan kue tart special untuk sang pengantin dalam waktu tidak kurang dari satu jam. Kepanikan bercampur riang berbaur jadi satu, apalagi ketika sang keponakan dari kepala chef diminta secara khusus membantu ketiga chef yang ada. Akan tetapi justru keponakan sang kepala chef dijadikan bulan bulanan oleh ketiganya.
Mulai dari memotong sayur-mayur, meracik bumbu, hingga merebus masakan dilakukan dengan sangat atraktif dan enerjik, bercampur kejenakaan para chef. Mereka melompat, meliuk-liuk, melempar piring, memukul telenan berirama, membuat tutup panic menjadi symbal, memukul ember hingga membentuk alunan musik yang harmonis. Salah satu yang menarik adalah ketika ketiga chef memukul semacam ember besar yang dibalik yang diatasnya ada sedikit air sehingga percikan air yang dipukul bercampur dengan sorotan lampu yang berwarna-warni memberikan sensasi pertunjukan yang luar biasa menariknya.
Tidak lupa mereka meminta bantuan beberapa volunteer dari peserta untuk melengkapi perunjukkan untuk dijadikan sepasang pengantin dan perlombaan membuat kue. Pertunjukan diakhiri dengan tarian-tarian enerjik, dan lompatan serta saling melempar piring dan alat makan lainnya. Cukup menarik untuk ditonton dan berkesan terutama bagi penulis.
Nanta telah go Internasional
Berdiri sejak tahun 1997 tepatnya pada 10 Oktober 1997 Nanta telah menyedot perhatian penonton di Seoul dan Jeju, bahkan sekarang telah merambah di New York dan tercatat telah mengadakan show sebanyak 14000 kali di 231 kota dan 37 negara. Sukses buat Nanta, memang pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh jiwa akan menghasilkan karya yang luar biasa…
Seoul Tower, Memandang Seoul dari Ketinggian


Seoul Tower merupakan menara komunikasi yang terletak di Seoul, Korea Selatan. Dibangun pada tahun 1969 dan mulai dioperasikan untuk umum pada tahun 1980. Menara tersebut memiliki ketinggian 236,7 m atau 777 ft apabila diukur dari bawah sampai puncaknya. Namsan tower berada pada ketinggian 479,7 m atau 1,574 diatas permukaan laut. Pada masa lalu disebut Namsan Tower dan Seoul Tower.
Sebagian besar pengunjung menggunakan Namsan cable car untuk menuju ke bukit tempat tower berada, kemudian berjalan menuju Tower. Tower ini terdiri dari beberapa toko souvenir dan restaurant pada lantai dasar. Dan untuk memasuki Tower pengunjung akan dikenakan fee. Di bagian atas terdapat 4 buah deck observasi, diantaranya revolving restaurant dan toko-toko souvenir yang berputar setiap 48 menit sekali. Biasanya orang mengunjungi tower pada saat cuaca sedang cerah sehingga bisa mengamati pemandangan seputar kota Seoul dengan seksama. Di sekeliling pagar tower ada ribuan jenis fasteners (kunci bekas) yang digantung di seputar pagarnya.
Jam operasi:
Observatory: 09:00 ~ 24:30 (ticket sales stop at 24:00), buka sepanjang tahun, Other facilities: 09:00 ~ 22:00 (ticket sales stop at 21:30), buka sepanjang tahun
Cable car: 10:00 ~ 22:30 buka sepanjang tahun
Directions: Subways: Myeong-dong- Seoul Line 4 (blue) Seoul Yeok (Seoul Station)- Seoul Line 1 (red), Seoul Line 4 (blue). Bus: Take 79-1 or 83-1 and get off at the Namsan Public Library stop. Untuk mencapai punjak bukit cukup berjalan selama 15 menit.
Subway, Transportasi Umum yang Penting di Korea


Salah satu keunggulan di bidang transportasi masa adalah Sistem Subway, sejarahnya singkatnya adalah sebagai berikut:
Seoul Metropolitan Subway Corporation (Seoul Subway) yang mengoperasikan jalur 1 sampai dengan 4, dibangun antara tahun 1971 sampai dengan tahun 1994.
Seoul Metropolitan Rapid Transit Corporation (SMRT) yang mengoperasikan jalur 5 sampai dengan 8, dibangun sekitar tahun 1990 dan tahun 2000.
Veolia yang mengoperasikan jalur 9, dan baru beroperasi pada tahun 2009.
Korail (Korea Railroad, formerly Korean National Railroad) mengiperasikan jalur 1 (kecuali dari
Pada tahun 1990an,
Jaur 1 dibangun sekitar tahun 1971-1974 dan dibuka pada 15 Aug 1974, membelah CBDnya
Pada 16 Dec 2005, dari Yongsan - Hoegi melalui Oksu dioperasikan terpisah dari jalur 1 dan diperluas pada rute baru bagian timur kea rah Dokseo.
Jalur 2 dibangun pada tahun 1978-1984 bersamaan dengan cabang-cabang yang ada di Seongsu - Sinseol-dong , Cabang Sindorim - Kkachisan dibangun pada tahun 1989-1993. Jembatan Dangsan ditutup untuk renovasi pada tahun 1996 and dan dibuka kembali pada 22 November 1999.
Jalur 3 dibangun tahun 1980-1993 dan menghubungkan bagian barat laut dari
Jalur 4 dibangun pada tahun 1980-1994 menghungkan Timur laut kea rah selatan melalui pusat kota. Dari Namtaeryeong yang bersambung dengan jalur Korail Gwacheon kea rah Ansan.
Jalur 5 dibangun pada tahun 1990-1996 dan menghubungkan dengan Gimpo International Airport dan Youido yang merupakan area bisnis.
Jalur 6 dibuka untuk bagian pertama pada 7 Aug 2000: Bonghwasan - Sangwolgok 4 km. Pada 15 Dec. 2000 sisanya sepanjang 27 km mulai beroperasi antara lain menghubungkan Itaewon - Yaksu. Secara tuntas proyeknya selesai pada 9 March 2001.
Jalur 7 dibangun padda tahun 1990-1996 (Jangam - Konkuk Univ.) dan selesai sepenuhnya pada 1 August 2000 (central section 17 km Konkuk University - Sinpung). Bagian barat tepatnya di Sinpung and Onsu mulai beroperasi pada 29 Feb 2000.
Jalur 8 dibangun pada tahun 1990-1999 dan utamanya melayani jalur bagian tenggara dari Seoul termasuk kota satelit Songnam. Jamsil dan Amsa dibuka mulai 2 July 1999.
Line 9 dibangun pada tahun 2002 utamnya untuk 25.5 km pertama. Sementara jalur antara Gaehwa and Sinnonhyeon dibuka pada 24 July 2009. Jalur 9 ini menawarkan servis express. Sekitar 80%-dimiliki oleh Veolia Transport
Bundang Line (
Nah sekarang kalo mau bepergian diwilayah
Sumber : http://www.urbanrail.net/as/seou/seoul.htm
Ini dia Korean Food & Drink
A typical Korean table setting consist of rice, soup and essential side dish such as kimchi. Rice, soup, a spoon and chopstick are arranged from left to right, in that order, for each person. Stew and side dishes are placed in the center to be shared by all members
Kimchi
When most people think of Korean food, they think of kimchi. Fermented vegetables is basic side dish at every Korean meal. Early kimchi dishes were relatively mild, spiced with fermented anchovies, ginger, garlic, and green onions. Koreans still use these ingredients today, but the spice most closely associated with modern kimchi is red pepper powder. There are now more than 160 kimchi varieties differentiated by region and ingredients, most of them quite spicy.
Instead of asking "Have you had a meal?" Koreans usually ask "Have you eaten rice today?" Rice is the staple food for most Koreans and it appears at almost every meal. It can be cooked alone (the most common case), or with other grains, or with chestnuts and beans. Vegetables may also be mixed with the rice before serving.
Bi Bim Bap
Some rice mixed with vegetables, a fried egg, and some hot red pepper sauce. May or may not come with small pieces of beef.
Kim Bap
Like a sushi roll but no raw fish (though fish cake("Odeng") is often used. Some rice, eggs, ham, vegetables and who knows what else all rolled into some dried seaweed paper and sliced up. Very cheap. You can live off this stuff.
Soup
Korean soups are made from a variety of different meats, fishes, and vegetables, and are meant to be eaten with rice. Most will come with a bowl of rice or have the rice already in the soup when delivered to your table. Koreans especially love a bowl of hot soup during the cold winter. Names of soup dishes generally have a -guk or -tang suffix.
Gom-tang
(Stew Meat and Tripe Soup)
Preparing this soup requires two boilings. Beef brisket, beef entrails, bones, and tripe are boiled together, then the soup and meats are stored separately until required. All the ingredients are boiled together for a second time when served.
Maeun-tang
(Hot Spicy Fish Soup)
The cleaned fish is cut into several pieces and boiled with ground beef and green vegetables along with red pepper paste. Hot pepper sauce and vegetables are added to this mixture, then it is seasoned with pepper powder, garlic, soy sauce, and more pepper paste
Stew
Stews are called jjigae, jjim, or jeongol in Korean. Jjigae dishes are usually boiled at your table over a hot fire, while jjim dishes are usually steamed, braised, or simmered. Jeongol dishes are similar to jjigae dishes, but generally cooked over a lower fire
A spicy stew made from kimchi, meat is usually added, pork and sometimes tuna
Vegetable
Namul is equivalent to cooked or fresh vegetables in Western dining. Koreans make the most of young leaves, sprouts, roots, stems, fruits, and nuts. Cultivated or wild, these ingredients are readily turned into namul dishes. These vegetables are seasoned with salt, red pepper powder, garlic, ginger, sesame oil, sesame seed, vinegar, sliced green onions, or hot pepper paste (goch'ujang)
Noodle
Noodle lovers will feel right at home in
NaengMyon
냉면; also spelled naeng-myeon, naengmyun, naeng-myun), literally "cold noodles," . Originally from North Korea, popular during the summer. It consists of varieties of thin, hand-made noodles (typically made from kudzu or buckwheat (memil naengmyeon flour) (though seaweed and green tea varieties are also available in packaged form), and is traditionally served in a large stainless bowl with a tangy iced broth, raw julienned vegetables, slices of Korean pear, and often a boiled egg and/or cold beef). Spicy mustard
and vinegar are often added before consumption. A tiny clear plastic package of mustard oil is often supplied with pre-packaged naengmyeon.
Meat
Traditionally, meat and poultry were very expensive and eaten only during special occasions. When they were eaten, nothing went to waste. Westerns may be surprised at how everything gets used when cows, pigs, or chickens are used for food. Almost every bit of the animal eventually gets broiled, fried, boiled, stewed, or otherwise used in some sort of recipe
Bulgogi
beef in a sauce that is amazingly neither bitter nor spicy. A pretty foreigner-friendly food
Sea Food
Non Alcoholic Beverage
• Insam cha- Korean ginseng tea
• Saenggang cha (생강차) - Tea made from ginger root.
• Sujeonggwa (수정과) - dried persimmon punch
• Sikhye (식혜) - sweet rice beverage
• Bori cha (보리차) - roasted barley tea
• Oksusu cha (옥수수차) - roasted corn tea
• Hyeonmi cha (현미차) - roasted brown rice tea
• Sungnyung (숭늉) - beverage made from boiled scorched rice
• Yulmucha (율무차) - Job's tears tea
• Gyeolmyeongja cha (결명자차, 決明子茶) - made from roasted Senna obtusifolia seeds
• Misu (미수, 米水) - several grains such as rice, barley, beans, glutinous rice, brown rice, Job's tears,
Alcoholic Beferage Soju
is a notorious rice liquor sold all over the place in
Patbingsu
is a very popular snack/dessert in South Korea, especially during the sweltering and humid summer season.This snack originally began as ice shavings and sweetened azuki beans (known as pat, It was sold by street vendors. These days it has become a very elaborate summer dessert, often topped with ice cream or frozen yogurt, sweetened condensed milk, fruit syrups, various fruits such as strawberries, kiwifruit, and bananas, small pieces of tteok (rice cake), chewy jelly bits, and cereal flakes.[3]
Tteok (pronounced [t͈ʌk]) (also spelled ddeock, duk, dduk, ddeog, or thuck) is a Korean sweet cake made with glutinous rice flour (also known as sweet rice or chapssal), by steaming. Normal rice flour can be used for some kinds of tteok. There are hundreds of different kinds of tteok eaten year round. In
Table Manner
- At first, taste soup or kimchi juice, and then try rice or other dishes. Use spoon for rice and liquid foods, such as stews or soups; use chopsticks for other foods
- Do not make noises with spoon or chopsticks hitting the rice bowl or other food containers
- Do not hold the rice bowl or soup bowl in your hand during the meal
- Do not poke around the rice or side dishes with the spoon
- Do not pick out what you don't like or shake off seasonings
- Do not leave any trace of food on the spoon while eating
- When coughing or sneezing during a meal, face the other way from table and cover your mouth with your hand or napkin
- Do not use your hands to pick the foods
- Chew food with your closed mouth and do not make noises while chewing.
Do not leave the table while eating - Do not read a book or newspaper or watch TV while eating
- Do not reach across the table for distant food- ask a nearby person to pass it to you
Korean Folk Village, Miniature Kehidupan Masa Lalu yang tetap Terpelihara


Korean Folk Village merupakan sebuah miniature rumah tinggal desain khas dan aslli
Semuanya terletak di satu lokasi dengan berbagai tumbuhan khas
Diantara miniature dan contoh peninggalan budaya yang bisa dijumpai di
- Rumah tradisional (model rumah kuna pertama kali baik rumah yang umum ditempati jaman dulu, rumah petani, dari berbagai belahan korea dan beberapa pulau diantaranya dari Korea bagin Selatan, Tengah dan Utara, termasuk rumah ibadat, temple kantor pemerintahan dan rumah para tabib atau dukun;
- Koleksi kerajinan tangan tradisional dan alat-alat pertanian dan perlengkapan lain, termasuk juga obat-obatan tradisional dan alat rumah tangga (tungku, pemanas ruangan tradisional – ondol) dan lain sebagainya;
- Pertunjukan seni dan tari tarian sesuai dengan musim dan peristiwa – peristiwa alam seperti musik petani, tari topeng, Kossaum, festival bulan purnama (first full moon night festival), Permainan tradisional seperti Baduk ( semacam petak umpetnya korea), permainan kartu dan pertunjukan berjalan diatas tali yang cukup mendebarkan.
Lokasi Folkvillage tentu saja dilengkapi dengan sejumlah toilet yang modern dan bersih, resto dan rumah makan, toko sufenir dan berbagai museum yang menjadikan kunjungan anda terasa sebentar meski sudah seharian. Semua disajikan dalam bentuk asli dan menarik, nah tunggu apa lagi, jika anda sedang di
Korea Floritopia Konsep Kecintaan terhadap Lingkungan


Biasanya tiap musim summer, sekitar bulan April s.d. Mei ada hajatan rutin di bagian barat korea tepatnya di pulau Anmyeon, di Dareah di sekitar pantai Kkotji, Propinsi Chungcheongnam-do, Taean Gun. Tiap tahun floritopia memiliki tema-tema special, untuk tahun 2009 bertemakan Flower, Ocean & Dream. Total area sekitar 793.390 m2 yang terdiri dari Main Venue (Kkotji) sekitar 452.894 m2 dan Sub-Venue (Arboretum) 340.496 m2. Peserta dalam even ini berasal dari 121 organisasi Internasional dan local. Penyelenggara acara ini adalah Korea Floritopia Organizing Comittee.
Ada sekian banyak tampilan yang sangat menarik Korea Floritopia 2009 diantaranya :
Sea route Garden (Kebun di jalur laut) Kebun ini berbatasan langsung dengan West Coast dan memiliki 16 perahu yang terbuat dari bunga;
Wave Garden, kebun in seolah menyerupai ombak di lautan yang terbuat dari sejumlah besar bunga yang disusun seperti ombak;
Rose Garden yang terdiri dari 32 jenis bunga mawar;
Jorongbak Tunnel, merupakan kebun yang berbentuk terowongan terdiri dari berbagai macam labu yang bergelantungan sepanjang terowongan sepanjang 70 meter
Into the Animation story, beberapa seni pahat juga ditampilkan disini sesuai dengan latar belakang pahaan masing-masing misalnya cerita tentang peri.
Garden of Flowers and Butterflies, merupakan taman dengan desain mirip kupu-kupu.
Arboretum, merupakan taman yang terdiri dari 20 arboretum yang terbuat dari pinus Anmyeon dan rhododendron.
Belum lagi berbagai tampilan teknologi modern di bidang tanam-menanam seperti Floricultural industry pavilion yang merupakan sekumpulan species baru bunga dengan berbagai warna, ada 84 participants termasuk beberapa perusahaan dari
Syukurlah untuk Korea Floritopia tahun 2009 ini saya berkesempatan menikmati berbagai jenis bunga dalam tatanan taman yang tak terbayangkan sebelumnya, oh, indahnya bunga tulip dengan berbagai warna,….nah bagaimana dengan anda? Semoga tahun depan adalah kesempatan anda mengunjunginya……..