Thursday, February 24, 2011 0 komentar By: Rustanto

Mengajarkan Anak Membereskan Barang


iDEA

KAMAR anak seringkali berantakan. Berbagai mainan, buku cerita, dan berbagai pernik lainnya bertebaran di lantai.

Tentu repot jika setiap saat, kita harus merapikannya. Nah, mulai sekarang ajak yuk si kecil ikut merapikan barang-barang milik mereka.

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menyediakan tempat penyimpanan yang pas. Bentuknya bisa beragam, mulai dari lemari, rak, peti, hingga ambalan. Pilih desain yang sederhana namun menarik. Jika perlu beri hiasan berupa ornamen-ornamen lucu atau lukisan bermotif binatang.

Anda juga bisa membuat furnitur multifungsi. Misalnya tempat tidur dengan laci di bagian bawahnya. Furnitur demikian bisa menghemat pemakaian lahan di kamar si kecil. Jika kebetulan Anda tak memiliki budget yang cukup untuk memberli furnitur baru, Anda bisa membeli box plastik yang banyak dijumpai di toko serba ada.

Jangan lupa, sebisa mungkin pilihlan furnitur dengan ukuran yang tidak terlalu besar, atau tinggi. Sesuaikan ukuran furnitur dengan ukuran tubuh anak, sehingga anak tidak kesulitan menjangkau mainan atau buku-bukunya, ketika ia ingin menggunakan atau merapikannya kembali.

Langkah berikutnya, Anda bisa mulai mengajak si kecil merapikan barang-barang pribadinya, bersama Anda. Dengan tersedianya tempat penyimpanan yang sesuai dengannya, si kecil akan lebih mudah membiasakan diri merapikan barang-barangnya sendiri.

Penulis: Anissa

sumber :http://properti.kompas.com

Thursday, February 17, 2011 0 komentar By: Rustanto

Beruswah kepada Nabi Muhammad SAW

dakwatuna.com – Sahabatku, kita punya cara untuk mengenang orang paling mulia di dunia, Nabi Muhammad saw.. Catatan ringkas ini semoga menjadi renungan buat kita. Berteladan kepada Nabi saw. Dia sejatinya uswah, pasti tidak akan membuat kita kecewa!

1) Kalau ada pakaian yang koyak, Nabi saw menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

2) Setiap kali pulang ke rumah, bila belum tersaji makanan karena masih dimasak, sambil tersenyum beliau menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Aisyah menceritakan bahwa kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.

3) Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudahnya.

4) Pernah beliau pulang menjelang pagi hari. Tentulah beliau teramat lapar waktu itu. Namun dilihatnya tiada apa pun yang tersedia untuk sarapan. Bahkan bahan mentah pun tidak ada karena ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?’ Aisyah menjawab dengan agak serba salah, ‘Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.’ Rasulullah lantas berkata, ‘Jika begitu aku puasa saja hari ini.’ tanpa sedikit tergambar rasa kesal di raut wajah beliau.

5) Sebaliknya Nabi saw sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya. Rasulullah menegur, ‘Mengapa engkau memukul isterimu?’ Lantas lelaki itu menjawab dengan gementar, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap membangkang juga, jadi aku pukul dia.” Jelas lelaki itu.

“Aku tidak bertanya alasanmu,” sahut Nabi saw.

“Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”

6) Kemudian Nabi saw bersabda,”Sebaik-baik suami adalah yang paling baik, kasih dan lemah-lembut terhadap isterinya.’ Prihatin, sabar dan tawadlu’nya beliau dalam posisinya sebagai kepala keluarga langsung tidak sedikitpun merubah kedudukannya sebagai pemimpin umat.

7) Pada suatu ketika Nabi saw menjadi imam shalat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan Nabi antara satu rukun ke rukun yang lain agak melambat dan terlihat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi gemeretak seakan sendi-sendi di tubuh Nabi mulia itu bergeser antara satu dengan yang lain. Lalu Umar ra tidak tahan melihat keadaan Nabi yang seperti itu langsung bertanya setelah shalat.

‘Ya Rasulullah, kami melihat sepertinya engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah engkau ya Rasulullah?”

“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat wal ‘afiat.”

“Ya Rasulullah.. .mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar suara gemeretak pada sendi-sendi tulangmu? Kami yakin engkau sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.

Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut beliau yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, untuk menahan rasa lapar beliau. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi gemeretak setiap kali bergeraknya tubuh beliau.

“Ya Rasulullah! Apakah saat engkau menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kemudian kami tidak akan mengusahakannya buat engkau?’

Lalu Nabi saw menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?’ ‘Biarlah kelaparan ini
sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”

8) Nabi saw pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang dipenuhi kudis, miskin dan kotor.

9) Beliaupun hanya diam dan bersabar ketika kain sorbannya ditarik dengan kasar oleh seorang Arab Badawi hingga berbekas merah di lehernya. Begitupun dengan penuh rasa kehambaan beliau membersihkan tempat yang dikencingi seorang arab Badawi di dalam masjid sebelum beliau tegur dengan lembut perbuatan itu.

10) Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa penghambaan yang sudah menghunjam dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ingin diistimewakan (dipertuan).

11) Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH langsung tidak dijadikan sebab untuknya merasa lebih dari yang lain, ketika di depan keramaian (publik) maupun saat seorang diri.

12) Pintu Syurga terbuka seluas-luasnya untuk Nabi, namun beliau masih tetap berdiri di sepinya malam, terus-menerus beribadah hingga pernah beliau terjatuh lantaran kakinya bengkak-bengkak.

13) Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh ‘Aisyah, ‘Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?’ Jawab baginda dengan lembut, ‘Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.’

آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ

Wednesday, February 16, 2011 0 komentar By: Rustanto

Duhai hati tetaplah istiqomah......

Duhai Hati… Tetaplah Istiqamah…

12/1/2011 | 06 Shafar 1432 H | Hits: 11.110
Oleh: Christian Atanila
Kirim Print

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Seorang anak kecil datang menghampiri ibunya. Ia merengek minta dibelikan sepatu baru. Di sekolah ia diejek karena sepatunya sudah usang dan banyak tambalan. Dengan berbagai alasan ia utarakan agar ibunya mau membelikan sepatu baru.

Dengan mata berkaca-kaca, sederet kalimat ini keluar dari mulut ibunya, “Nak, kamu kan sudah besar. Kamu harus mengalah dengan adik-adikmu. Mereka butuh uang untuk sekolah mereka nanti. Uangnya ibu tabung untuk mereka. Kalau ibu pakai uang itu untuk membelikan kamu sepatu baru, lalu adik-adikmu sekolah pakai uang siapa? Apa kamu mau adik-adikmu tidak bersekolah?”

Anak kecil tadi tiba-tiba terdiam. Ia terlihat seperti anak remaja yang sudah bisa berpikir cukup berat dan bijak. Digoyang-goyangkan kepalanya sambil mengusap air mata yang tadi keluar deras dari kelopak matanya. Lalu ia berkata, “Bu, kalau nanti adik-adik sudah bisa sekolah. Terus kalau ada sisa uang, belikan sepatu ya..”Anak itu mengatakan kalimat itu dengan terbata-bata, seperti ia tidak rela dengan hal itu tapi ia dipaksa oleh kondisi untuk mengikhlaskan apa yang menjadi kehidupannya. Mendengar itu sang ibu memeluk anaknya dengan erat. Ia tidak menyangka anaknya dapat memahami apa yang terjadi hari ini dengan keluarga mereka. Ia heran anaknya sudah mampu berkata bijak seperti tadi ia dengar.

***

Duhai hati..

Letih yang engkau rasakan selama ini mungkin tak sebanding dengan letihnya hati mereka dalam menapaki kehidupan ini. Di dalam keletihan itu, mereka memahami bahwa letihnya mereka akan membuat mereka menjadi orang-orang seperti yang dicitakan. Lalu bagaimana denganmu wahai hatiku.. Baru sebentar saja engkau merasa letih tapi kau sudah merintih bagai seribu tahun kau mengalaminya.. Malulah pada mereka yang merasa letih tetapi mereka memaknai letihnya sebagai sesuatu yang dapat mengantarkannya pada sebuah kebahagiaan.. Bukankah orang yang berjuang dan berkorban itu letih? Bukankah akhir dari perjalanan orang yang berjuang dan berkorban itu sebuah kebahagiaan jika dijalani dengan ikhlas dan penuh kesungguhan??

Duhai hati..

Lelah memang terus menerus hal-hal kurang mengenakkan itu menerpa hidupmu. Tetapi jika kau renungi kembali kisah di atas, perjuangan mereka tidak mengenal lelah. Setiap lelah menghinggapi mereka, mereka beristirahat dan kemudian bangkit berjuang kembali. Mereka paham kalau diamnya mereka tak dapat membuahkan hasil apapun bagi kehidupannya. Mereka yakin perjuangan dan pengorbanannya selama ini, berlelah-lelahan, akan berbuah sebuah kebahagiaan yang tak dapat tergantikan nikmatnya. Lalu bagaimana denganmu wahai hatiku.. Baru sebentar saja kau diberi cobaan dan ujian tapi kau sudah merasa lelah dan menyerah.. Malulah kau pada mereka yang tak punya apa-apa tapi mereka tetap istiqamah berjuang dan berkorban hingga cita-cita mereka tercapai.. Bukankah orang yang berjuang dan berkorban itu lelah? Bukankah akhir dari kelelahan orang yang berjuang dan berkorban itu sebuah kebahagiaan jika dijalani dengan ikhlas dan penuh kesungguhan??

Duhai hati..

Sakit yang terus menyapamu selama ini adalah ujian dan cobaan dari Allah seberapa kokohnya engkau menjalani apa-apa yang engkau yakini atas-Nya. Dia ingin tahu seberapa seriuskah engkau dalam menapaki jalan kehidupan yang sudah Dia gariskan. Sakit yang Dia berikan adalah sebuah perhatian khusus-Nya kepadamu. Dia masih sayang kepadamu dengan memberikan ujian dan cobaan. Andai saja kau tak merasa diuji dan diberi cobaan, maka kau akan merasa aman-aman saja, padahal kau sedang berada di tepian jurang yang menganga lebar dan siap menerkammu kapan saja kau lengah..

Duhai hati..

Capeknya dirimu menghadapi segala permasalahan yang engkau temui di sekitarmu, itulah yang terus mengajarkanmu untuk dapat memahami sekelilingmu dengan lebih baik lagi. Di kananmu ada orang-orang yang engkau sayangi dan kasihi. Di depanmu ada orang-orang yang engkau hormati. Di kirimu ada orang-orang yang engkau senantiasa bercengkerama dengannya. Di belakangmu ada orang-orang yang selalu mendukungmu dalam tiap doanya meski kau tak pernah tahu.

Duhai hati..

Seorang ustadz pernah menyampaikan, jika tak senang dengan sepatumu yang lusuh, ingatlah mereka yang tak berkaki namun tak mengeluh. Semoga kita selalu dapat mengingatnya duhai hati.. Seberapa letih, lelah, dan sakitnya engkau.. Masih ada orang-orang yang merasakan itu lebih dari kita tetapi mereka tetap tak mengeluh.. Ada saja cara mereka untuk menyemangati diri.. Ada saja sugesti untuk membuat diri mereka semangat.. Ada saja pemikiran positif yang mereka punya hingga mereka tetap bersemangat.. Ada saja cita-cita yang ingin mereka gapai hingga semangat itu tetap terpatri di dada mereka..

Duhai hati..

Tetaplah istiqamah..

Walau itu berat bagimu..

Percayalah kau mampu menjalaninya..

Asalkan kau selalu menyertai Allah dalam segala hal..

Terpautnya kau duhai hatiku pada Sang Khalik..

Akan membuatmu semakin cantik dan tangguh..

Karena kau adalah mutiara di lautan..

Yang akan terus terjaga sampai masa memisahkan..

Duhai hati.. Tetaplah istiqamah..

sumber : http://www.dakwatuna.com/2011/duhai-hati-tetaplah-istiqamah/


Tuesday, February 15, 2011 0 komentar By: Rustanto

8 Makanan untuk Menurunkan Darah Tinggi

VIVAnews - Tekanan darah tinggi, dulu memang lebih banyak terjadi pada orang tua, tetapi saat ini banyak para wanita muda mengalaminya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan serangan jantung, stroke dan aneurisma.

Istilah tekanan darah sendiri mengacu pada kekuatan darah ketika bergerak melalui arteri. Tekanan ini tidak selalu konstan, dan ketika tekanannya tinggi dalam jangka waktu lama, maka yang terjadi adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Agar Anda terhindar dari gangguan tekanan darah ini, konsumsilah sejumlah makanan berikut secara teratur.

1. Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

2. Biji bunga matahari
Mungkin Anda lebih mengenalnya dengan sebutan kuaci. Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan Anda mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam.

3. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan darah tinggi.

4. Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.

5. Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan Anda. Salah satunya dalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

6. Kentang
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.

7. Cokelat pekat (dark chocolate)
Pecinta cokelat pasti akan senang, karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah meningkat.

8. Avokad
Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan jantung. (umi)
• VIVAnews http://kosmo.vivanews.com/news/read/154178-8_makanan_penurun_tekanan_darah_tinggi
Sunday, February 13, 2011 0 komentar By: Rustanto

Bekerja dengan Ikhlash

Pernahkan anda mengalami hal-hal dibawah ini:

1. Anda merasa pernah bekerja dengan sebaik mungkin, akan tetapi menurut bos atau atasan anda anda masih belum melakukan apapun sehingga anda merasa kesal dan frustrasi?

2. Ide dan gagasan anda (yang menurut anda sangat layak untuk diterapkan) tapi ditolak dengan alasan yang tidak logis, sehingga anda merasa enggan untuk ber’ide’ lagi?

3. Selalu dianggap salah dalam bekerja (karena pasti ada koreksi yang sebetulnya tidak signifikan) sehingga nyaris bekerja sekali, malainkan harus berulang kali?

4. Anda tidak dilibatkan dalam suatu kegiatan penting, padahal posisi anda semestinya terlibat?

Atau barangkali masih ada hal-hal yang dialami selain yang tersebut di atas, tapi pada intinya adalah keberadaan anda dianggap kurang strategis dalam mendukung tujuan organisasi dimana pun anda bekerja. Sebelum membahas lebih mendalam dana menyalahkan orang lain, sebaiknya pertanyaan berikut ini perlu anda jawab terlebih dahulu:

- Sudahkah anda benar-benar totalitas dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan dengan mengerahkan segala daya dan keahlian yang anda miliki?

- Seberapa telitikah andah terhadap pekerjaan yang sedang anda kerjakan?

- Seberapa baguskah hubungan muamalah anda dengan orang-orang disekitar (tempat bekerja) anda?

- Seberapa tahu anda tentang selera orang lain atau atasan anda?

Namun yang paling utama yang perlu dijawab adalah seberapa ikhlash anda dalam bekerja? Dan untuk siapakah anda bekerj?

Sahabat ,…

Banyak persoalan yang dialami bahkan stress yang terjadi di kalangan pekerja disebabkan oleh orientasi kerja yang mulai luntur. Mungkin karena terlalu sibuk, banyaknya persoalan yang harus diselesaikan maupun terlalu terfokusnya kita pada capaian kinerja yang telah ditetapkan….

Hal itu memang wajar, namun ketika orientasi kerja menjadi tidak jelas lagi, yang timbul adalah persoalan yang dihadapi menjadi makin berat dan akan merasa serba salah, bahkan stress akhirnya menjadi langganan.

Ingatlah bahwa suatu ketika Rasulullah SAW pernah bersalaman dengan seorang tukang batu yang memiliki tangan sangat kasar (‘kapalan’). Kemudian Beliau menanyakan apa gerangan yang terjadi hingga tanganmu menjadi seperti ini?. Orang itu menjawab, pekerjaan saya sebagai tukang batu yang menjadikan tangan saya seperti ini. Sejurus kemudian Rasulullah SAW mencium tangan tersebut dengan mengatakan “ ini dalah tangan ahli surge”.

Ada korelasi yang kuat antara bekerja dengan surga. Kepergian kita untuk mencari nafkah adalah jihad apabila kita bekerja untuk menghidupi anak dan istri kita atau untuk menghindari dari meminta-minta. Karena itu diantara sabda Rasulullah dalam sebuat hadist adalah,”Diantara dosa ada yang tidak terampuni oleh puasa dan sholat, akan tetapi diampuni oleh Allah karena susahnya mencari penghidupan.

Oleh karena itu yang harus dipupuk dan selalu dijaga adalah keikhlasan dalam bekerja. Kita bekerja bukan untuk bos, untuk atasan bahkan untuk rekan kerja. Kita bekerja adalah untuk Allah SWT. Wajar apabila kualitas kerja yang kita persembahkan kepadaNya adalah yang terbaik. Kesalahan dan kekurangtepatan dari bos atau atasan hendaknya tidak mengurangi semangat kerja kita karena mereka bukanlah tujuan akhir dari kerja kita. Kendatipun kerjaan, pendapat atau hasil kerja kita diremehkan oleh orang lain kita tidak akan terpengaruh karena kita memang tidak mengharapkan reaksi positif dari manusia. Kita hanya mengharapkan reaksi dan balasan Allah SWT. Ingatlah selalu firman Allah dalam surat Infithaar, “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya kamu bekerja menuju Tuhanmua maka kelak engkau akan menemuiNya.’ Atau dalam firman Allah yang lain,”Dan bekerjalah kamu makan Allah dan RasulNya dan orang-orang yang beriman yang akan melihat hasil kerjamu.

Hakekat balasan kerja kita tidak berhenti pada apa yang kita terima berupa pujian atau hinaan atau gaji yang kita terima, atau laba yang kita peroleh, itu terlalu kecil. Kita berharap agar kelak Allah SWT memberikan ridlo dan balasan surgaNya.

Karena itu apapun reaksi yang kita terima atas hasil kerja kita janganlah itu mempengaruhi pekerjaan kita selanjutnya atau mempengaruhi hubungan baik kita dengan orang lain. Selama memang kita telah bekerja dengan ‘Kualitas Rabbani’ (tidak hanya standar kualitas pekerjaan melainkan juga standar keikhlasan yang memadai) maka kita akan selalu siap menerima hasilnya.

Nah, bekerja yang terbaik dan bertawakallah, semoga sukses….