Abu Mijan ats-Tsaqafi radhiallahu ‘anhu adalah orang yang tidak kuat menahan keinginannya jika melihat khamr, sehingga dia sering dihadapkan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dikenakan hukuman had. Walaupun demikian, ketika ia mendengar seruan jihad ke Qadisiyah, dia segera bangkit untuk bejihad di bawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu. Ketika pada hari-hari pertempuran, dia kembali tidak mampu menahan keinginannya ketika melihat khamr, sehingga dia pun meminumnya. Oleh karena itu, Sa’ad menjatuhkan hukuman atasnya dengan menggurungnya dan melarangnya ikut peperangan, karena hukuman had tidak dilaksanakan di daerah musuh.
Ketika ditahan, dia mendengar suara pertempuran yang memanas dan teriakan para ksatria, maka air matanya pun mengalir, karena kedatangannya ke al Qadisiyah adalah untuk mendapatkan kemuliaan mengikuti pertempuran. Ketika itu istri Sa’ad melihatnya, dia pun merasa kasihan terhadap Abu Mihjan. Sedangkan Sa’ad radhiallahu ‘anhu saat it sedang sakit, dan itu adalah sakit terakhir yang membuatnya tidak bisa turun untuk berperan, sehingga dia mengatur peperangan dari tempat tidurnya.
Lalu Abu Mihjan berkata kepada istri Sa’ad, “Wahai Salma, berikan kepadaku kuda Sa’ad, Balqa, dan berikan kepadaku senjata Sa’ad. Demi Allah, jika Allah menakdirkan aku untuk tetap hidup, maka aku akan kembali ke tempat tahanan ini dan aku ikatkan kembali kekang yang mengikat kakiku. Dan jika aku mati, maka itulah yang aku harapkan.” Mendengar ketulusan Abu Mihjan tersebut, istri Sa’ad akhirnya mengabulkan keinginannya.
Dalam Peperangan
Kemudian Abu Mihjan mengenakan penutup wajah, lalu dia turun ke medan jihad. Abu Mihja adalah seorang kstaria yang terkenal dengan keberaniannya. Kemudian, ketika dia turun ke medan pertempuran, Sa’ad melihatnya dan merasa takjub dengan ksatria pemberani tersebut. Sa’ad pun berkata, “Jika saya tidak tahu kalau Abu Mihjan ada di dalam penjara, tentu akan saya katakan bahwa orang itu adalah Abu Mihjan. Jika saya tidak tahu dimana Balqa berada, tentu akan saya katakan bahwa kuda yang ditungganginya adalah si Balqa.”
Mendengar perkataan suaminya, istri Sa’ad pun berkata, “Engkau benar, wahai suamiku. Sesungguhnya dia adalah Abu Mihjan dan kuda yang ditungganginya adalah Balqa.”
Lalu Sa’ad pun menanyakan apa yang terjadi, dan istrinya menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Mendengar penuturan istrinya, Sa’ad pun jatuh kasihan kepada Abu Mihjan.
Ketika peperangan usai, Abu Mihjan kembali ke dalam tahanan dan mengikatkan lagi kekang di kakinya sendiri. Kemudian Sa’ad masuk ke dalam penjara sambil menangis dan melepaskan kekang yang mengikat kaki Abu Mihjan, lalu berkata, “Demi Allah, saya tidak akan menghukummu lagi setelah hari ini.”
Maka Abu Mihjan pun menangis dan berkata, “Dan demi Allah saya tidak akan meminum khamr lagi setelah hari ini.”
Merekalah Orang-Orang yang Memahami Hakikat Memeluk Islam, sehingga Mereka Merealisasikannya di Dalam Kehidupan
Terkadang ada orang yang berkata, “Saya tidak pandai berpidato dan saya tidak bisa menyampaikan ceramah, lalu bagaimana saya bisa mempersembahkan sesuatu untuk Islam?”
Kami katakan kepadanya, “Anda tidak dimnta untuk menjadi penceramah, dan kita tidak menginginkan seluruh umat ini menjadi para ulama, para penceramah, atau para orator di atas mimbar.”
Apa pun Status Anda, Jadilah Muslim Hakiki!
Kami ingin anda merealisasikan hakikat kepemelukan anda terhadap Islam dalam status yang anda jalani. Seorang pelajar yang berprestasi, merealisasikan kepemelukannya terhadap Islam. Seorang tentara dan dokter yang menunaikan amanah mereka, merealisasikan kepemelukan mereka terhadap Islam. Seorang insinyur yang dapat dipercaya atas harta dan proyek-proyek umat Islam, merealisasikan kepemelukannya terhadap Islam. Istri yang ikhlas yang menunaikan tanggung jawabnya, menjaga amanahnya terhadap suami, memotivasinya untuk mencari yang halal, bersedekah, bermurah hati, dan bekerja dengan hati bersih, maka dia telah merealisasikan kepemelukannya terhadap Islam.
Jadilah Seorang Muslim yang Mengemban Cita-cita Islam Di Mana pun Anda Berada!
Sesungguhnya langkah pertama dalam merealisasikan hakikat kepemelukan kepada Islam adalah dengan mengemban cita-cita Islam di dalam hati kita. Kongkretnya adalah dengan memasukkan target-target dan cita-cita Islam di dalam target-target dan cita-cita kita. Jika salah seorang dari kita melakukan langkah pertama ini, maka dia pasti akan melakukan langkah kedua, yaitu meluangkan waktunya untuk mempelajari Islam dengan membaca buku-buku Islam yang benar dan mendengarkan para ulama rabbani serta para da’i yang jujur. Karena sesuatu yang mungkin paling berbahaya bagi seorang dalam mempelajari Islam adalah belajar dari orang yang tidak bertakwa kepada Allah ta’ala, sehingga dia pun belajar ilmu yang menyimpang jauh dari Islam. Oleh karena itu, anda harus mencari ulama-ulama yang rabbani tersebut, dan anda akan menemukannya, karena umat ini selamanya tidak akan pernah kosong dari mereka.
Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu meriwayatkan dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Sekelompok umatku akan tetap teguh menunaikan perintah Allah, tidak membahayakan mereka orang-orang yang membiarkan atau menentang mereka, hingga dating keputusan Allah dan mereka masih dalam keadaan demikian.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka. Semoga Allah memberi taufik dan kemuliaan kepada kita untuk beramal demi agama ini, sesungguhnya Dia mahakuasa atas hal itu.
Akhirnya, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Bagus Muharyanto May 25, 2010 at 1:04pm
Subject: Apa Arti Hakikat Keislaman Saya 2?
Lihatlah Abu Mihjan!
0 komentar:
Post a Comment