KOMPAS.com — Banyak orang tidak menyadari adanya gejala glaukoma kronis sampai penglihatannya sudah mencapai tahap kerusakan yang parah dan permanen. Karena itu, sangatlah penting untuk menyadari semua faktor risiko penyakit ini.
Usia
Glaukoma kronis jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Risiko terkena glaukoma hampir meningkat dua kali setiap 10 tahun setelah usia 50 tahun. Glaukoma kronis umumnya terjadi pada perempuan usia lanjut.
Ras
Kecenderungan orang kulit hitam terserang glaukoma tiga sampai empat kali lebih besar dibandingkan dengan orang kulit putih, dan enam kali lebih besar untuk menderita kebutaan permanen akibat glaukoma. Orang Asia, khususnya keturunan Vietnam, juga berisiko lebih besar.
Keturunan
Glaukoma bisa diturunkan dalam keluarga. Apabila salah satu orangtua Anda mengidap glaukoma, maka risiko Anda terkena glaukoma mencapai sekitar 20 persen. Apabila saudara kandung Anda mengidapnya, maka kemungkinan Anda terkena glaukoma mencapai 50 persen.
Kondisi medis
Bila Anda mengidap diabetes, maka risiko Anda terkena glaukoma tiga kali lebih besar dibandingkan mereka yang tidak mengidap diabetes. Adanya riwayat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko. Selain itu, penyakit radang mata, seperti iritis, tumor mata, terlepasnya retina serta pembedahan mata juga meningkatkan risiko terjadinya glaukoma.
Rabun jauh
Hasil kajian yang ekstensif menunjukkan bahwa pengidap rabun jauh (miopia) berisiko dua hingga tiga kali lebih besar terkena glaukoma dibanding mereka yang tidak menderita miopia.
Cedera fisik
Trauma parah, seperti mata terkena pukulan, dapat meningkatkan tekanan pada mata. Cedera juga dapat menggeser letak lensa, sehingga sudut drainase tertutup.
Penggunaan kortikosteroid yang berkepanjangan
Tetes mata kortikosteroid yang digunakan selama jangka waktu panjang untuk mengobati suatu penyakit juga bisa meningkatkan risiko Anda terkena glaukoma.
Tulisan ini disadur dari Kompas.com tanggal 11 Maret 2010, semoga bermanfaat
0 komentar:
Post a Comment