Thursday, May 27, 2010 0 komentar By: Rustanto

Kayu Manis Turunkan Gula Darah


Kamis, 20 Mei 2010 | 08:05 WIB

Kayu manis bisa jadi alternatif pengganti gula pada minuman. Aroma wangi dari kulit kayu manis (Cassiavera) membuat tanaman rempah ini menjadi primadona sebagai penyedap kue dan minuman. Beberapa tahun terakhir ini, para ilmuwan berhasil mengungkap khasiat lain dari kayu manis, yakni menurunkan kadar gula darah.

Kayu manis atau cinnamon memiliki kandungan berbagai senyawa kimia, yaitu minyak atsiri eugenol, safrole, juga kandungan sinamaldehyde, tanin, kalsium oksalat, damar, dan penyamak.

Menurut Dr dr Amarullah Siregar, kayu manis memiliki efek biomolekuler di pankreas. "Kayu manis mengandung senyawa kimia yang disebut PTP1B yang bekerja mengaktifkan senyawa di pankreas dengan cara mengaktifkan sel beta yang berfungsi menghasilkan insulin," ujarnya.

Selanjutnya insulin akan membuka pintu sel darah merah sehingga gula bisa masuk dan diubah menjadi energi. Penderita diabetes tipe sensitivitas tubuh terhadap insulin berkurang sehingga kadar gula darah tetap tinggi karena tidak bisa masuk ke dalam sel.

Senyawa PTP1B juga akan bekerja di sel alfa yang berfungsi membantu hati menghasilkan glikogen. "Sel ini mengubah gula menjadi glikogen atau cadangan energi," kata Amarullah, pakar pengobatan naturopati.

Ia menambahkan, berbeda dengan obat-obat diabetes langsung menurunkan gula darah, obat herbal seperti kayu manis bekerja dengan cara mengoptimalisasi fungsi organ tubuh yang masih baik. "Kenaikan kadar gula darah hanyalah simptom dari gangguan insulin. Sumbernya merupakan pankreas yang bermasalah. Karena itu, fungsi pankreas harus diperbaiki," katanya

Diambil dari http://kesehatan.kompas.com/read/2010/05/20/08054828/Kayu.Manis.Turunkan.Gula.Darah
Wednesday, May 26, 2010 0 komentar By: Rustanto

Alat Deteksi Kebohongan

Tidak perlu detektor canggih untuk mengetahui jika kekasih Anda sedang berbohong atau tidak. Cukup perhatikan gerak-geriknya seperti yang disarankan Cosmopolitan berikut ini. Dan bagi para pembohong, Anda juga wajib membaca agar bisa memberi gaya tubuh yang lebih terpercaya saat sedang mengarang cerita nanti!

1) Ke atas dan ke kiri
Coba perhatikan bagaimana bahasa tubuh si dia saat akan menjawab pertanyaan Anda. Jika matanya bergerak ke kanan, ia sedang berusaha mengingat-ingat kejadian. Tapi jika ia melihat ke atas lalu ke kiri, ia sedang mengarang jawaban yang pas.

2) Bermain hidung dan telinga
Sudah jelas, ia tidak punya alergi apa-apa. Tapi si dia terus-menerus memainkan telinga dan hidung. Mungkin ia sedang alergi bohong! Saat sedang berbohong, darah akan mengalir lebih banyak pada wajah, membuat hidung dan telinga terasa lebih hangat dan menjadi gatal.

3) Geser ke kiri, geser ke kanan
Miungkin ia hanya sekadar gugup saat menggeser-geser kursi atau mengetukkan jemari. Tapi sebagai seseorang yang curiga, bisa saja kegugupan ini terjadi karena si dia sedang berbohong.

4) Tutup mulut!
Saat seseorang sedang berusaha menghalau kebenaran keluar dari mulut, secara tak sadar ia akan menghalangi mulutnya dengan tangan. Selain itu, si dia mungkin akan menjilat bibirnya sendiri dan berusaha mengalihkan pandangan dari Anda, ke bawah dan ke kanan. (mg)

disadur dari Tim Editorial Yahoo.com
Tuesday, May 25, 2010 0 komentar By: Rustanto

Lihatlah Abu Mijan

Abu Mijan ats-Tsaqafi radhiallahu ‘anhu adalah orang yang tidak kuat menahan keinginannya jika melihat khamr, sehingga dia sering dihadapkan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dikenakan hukuman had. Walaupun demikian, ketika ia mendengar seruan jihad ke Qadisiyah, dia segera bangkit untuk bejihad di bawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu. Ketika pada hari-hari pertempuran, dia kembali tidak mampu menahan keinginannya ketika melihat khamr, sehingga dia pun meminumnya. Oleh karena itu, Sa’ad menjatuhkan hukuman atasnya dengan menggurungnya dan melarangnya ikut peperangan, karena hukuman had tidak dilaksanakan di daerah musuh.

Ketika ditahan, dia mendengar suara pertempuran yang memanas dan teriakan para ksatria, maka air matanya pun mengalir, karena kedatangannya ke al Qadisiyah adalah untuk mendapatkan kemuliaan mengikuti pertempuran. Ketika itu istri Sa’ad melihatnya, dia pun merasa kasihan terhadap Abu Mihjan. Sedangkan Sa’ad radhiallahu ‘anhu saat it sedang sakit, dan itu adalah sakit terakhir yang membuatnya tidak bisa turun untuk berperan, sehingga dia mengatur peperangan dari tempat tidurnya.

Lalu Abu Mihjan berkata kepada istri Sa’ad, “Wahai Salma, berikan kepadaku kuda Sa’ad, Balqa, dan berikan kepadaku senjata Sa’ad. Demi Allah, jika Allah menakdirkan aku untuk tetap hidup, maka aku akan kembali ke tempat tahanan ini dan aku ikatkan kembali kekang yang mengikat kakiku. Dan jika aku mati, maka itulah yang aku harapkan.” Mendengar ketulusan Abu Mihjan tersebut, istri Sa’ad akhirnya mengabulkan keinginannya.

Dalam Peperangan

Kemudian Abu Mihjan mengenakan penutup wajah, lalu dia turun ke medan jihad. Abu Mihja adalah seorang kstaria yang terkenal dengan keberaniannya. Kemudian, ketika dia turun ke medan pertempuran, Sa’ad melihatnya dan merasa takjub dengan ksatria pemberani tersebut. Sa’ad pun berkata, “Jika saya tidak tahu kalau Abu Mihjan ada di dalam penjara, tentu akan saya katakan bahwa orang itu adalah Abu Mihjan. Jika saya tidak tahu dimana Balqa berada, tentu akan saya katakan bahwa kuda yang ditungganginya adalah si Balqa.”

Mendengar perkataan suaminya, istri Sa’ad pun berkata, “Engkau benar, wahai suamiku. Sesungguhnya dia adalah Abu Mihjan dan kuda yang ditungganginya adalah Balqa.”

Lalu Sa’ad pun menanyakan apa yang terjadi, dan istrinya menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Mendengar penuturan istrinya, Sa’ad pun jatuh kasihan kepada Abu Mihjan.

Ketika peperangan usai, Abu Mihjan kembali ke dalam tahanan dan mengikatkan lagi kekang di kakinya sendiri. Kemudian Sa’ad masuk ke dalam penjara sambil menangis dan melepaskan kekang yang mengikat kaki Abu Mihjan, lalu berkata, “Demi Allah, saya tidak akan menghukummu lagi setelah hari ini.”

Maka Abu Mihjan pun menangis dan berkata, “Dan demi Allah saya tidak akan meminum khamr lagi setelah hari ini.”

Merekalah Orang-Orang yang Memahami Hakikat Memeluk Islam, sehingga Mereka Merealisasikannya di Dalam Kehidupan

Terkadang ada orang yang berkata, “Saya tidak pandai berpidato dan saya tidak bisa menyampaikan ceramah, lalu bagaimana saya bisa mempersembahkan sesuatu untuk Islam?”

Kami katakan kepadanya, “Anda tidak dimnta untuk menjadi penceramah, dan kita tidak menginginkan seluruh umat ini menjadi para ulama, para penceramah, atau para orator di atas mimbar.”

Apa pun Status Anda, Jadilah Muslim Hakiki!

Kami ingin anda merealisasikan hakikat kepemelukan anda terhadap Islam dalam status yang anda jalani. Seorang pelajar yang berprestasi, merealisasikan kepemelukannya terhadap Islam. Seorang tentara dan dokter yang menunaikan amanah mereka, merealisasikan kepemelukan mereka terhadap Islam. Seorang insinyur yang dapat dipercaya atas harta dan proyek-proyek umat Islam, merealisasikan kepemelukannya terhadap Islam. Istri yang ikhlas yang menunaikan tanggung jawabnya, menjaga amanahnya terhadap suami, memotivasinya untuk mencari yang halal, bersedekah, bermurah hati, dan bekerja dengan hati bersih, maka dia telah merealisasikan kepemelukannya terhadap Islam.

Jadilah Seorang Muslim yang Mengemban Cita-cita Islam Di Mana pun Anda Berada!

Sesungguhnya langkah pertama dalam merealisasikan hakikat kepemelukan kepada Islam adalah dengan mengemban cita-cita Islam di dalam hati kita. Kongkretnya adalah dengan memasukkan target-target dan cita-cita Islam di dalam target-target dan cita-cita kita. Jika salah seorang dari kita melakukan langkah pertama ini, maka dia pasti akan melakukan langkah kedua, yaitu meluangkan waktunya untuk mempelajari Islam dengan membaca buku-buku Islam yang benar dan mendengarkan para ulama rabbani serta para da’i yang jujur. Karena sesuatu yang mungkin paling berbahaya bagi seorang dalam mempelajari Islam adalah belajar dari orang yang tidak bertakwa kepada Allah ta’ala, sehingga dia pun belajar ilmu yang menyimpang jauh dari Islam. Oleh karena itu, anda harus mencari ulama-ulama yang rabbani tersebut, dan anda akan menemukannya, karena umat ini selamanya tidak akan pernah kosong dari mereka.

Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu meriwayatkan dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Sekelompok umatku akan tetap teguh menunaikan perintah Allah, tidak membahayakan mereka orang-orang yang membiarkan atau menentang mereka, hingga dating keputusan Allah dan mereka masih dalam keadaan demikian.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka. Semoga Allah memberi taufik dan kemuliaan kepada kita untuk beramal demi agama ini, sesungguhnya Dia mahakuasa atas hal itu.

Akhirnya, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Bagus Muharyanto May 25, 2010 at 1:04pm
Subject: Apa Arti Hakikat Keislaman Saya 2?
Lihatlah Abu Mihjan!
Sunday, May 9, 2010 0 komentar By: Rustanto

Jadilah orang berhati burung

"Akan masuk surga, orang-orang yang hatinya seperti hati burung." (HR. Muslim)

Di antara penjelasan ulama tentang 'hati burung' yang dimaksud dalam
hadits di atas adalah hati yang sangat halus dan lembut serta penuh
kasih sayang, jauh dari sifat keras dan zalim.

Hati, adalah keistimewaan yang kita miliki sebagai manusia. Hati pula
yang sangat menentukan baik buruknya nilai diri kita, sebagaimana telah
dinyatakan dalam sebuah hadits Rasulullah saw.

Merupakan perkara yang sangat penting bagi kita memelihara dan
menumbuhkan kelembutan dan kepekaan terhadap perkara yang terjadi di
sekeliling kita. Di sini kita tidak berbicara tentang kaedah hukum, hak
dan kewajiban, dalil dan argumentasi, atau apalah namanya. Kita
berbicara tentang perasaan yang secara fitrah dimiliki semua orang,
namun dalam batasan tertentu, dapat bereaksi lebih cepat dan efektif,
ketimbang faktor lainnya.

Kelembutan hati dan rasa kasih sayang seorang ibu, misalnya, membuatnya
tidak akan dapat tidur nyenyak meski kantuk berat menggelayuti matanya.
Manakala dia mendengar rengekan bayinya di malam buta, maka dia bangun
dan memeriksa kebutuhan sang bayi. Boleh jadi ketika itu dia tidak
berpikir tentang keutamaan atau janji pahala orang tua yang mengasihi
anaknya.

Umar bin Khattab yang dikenal berkepribadian tegas, ternyata hatinya
begitu lembut ketika melihat seorang nenek memasak batu hanya untuk
menenangkan rengekan tangis cucunya yang lapar sementara tidak ada lagi
makanan yang dapat dimasaknya. Maka tanpa mengindahkan posisinya
sebagai kepala Negara, dia mendatangi baitul mal kaum muslimin dan
memanggul sendiri bahan makanan yang akan diberikannya kepada sang
nenek. Boleh jadi ketersentuhan hati Umar kala itu mendahului kesadaran
akan besarnya tanggungjawab seorang pemimpin di hadapan Allah Ta'ala.
Demikianlah besarnya potensi kelembutan hati menggerakkan seseorang.

Kelembutan hati semakin dibutuhkan bagi mereka yang Allah berikan
posisi lebih tinggi di dunia ini. Seperti suami kepada isteri dan
anaknya, pemimpin atau pejabat kepada rakyatnya atau orang kaya
terhadap orang miskin. Sebab, betapa indahnya jika kelembutan hati
berpadu dengan kewenangan dan kemampuan yang dimiliki. Karena memiliki
kewenangan dan kemampuan, suami berhati lembut –misalnya- akan sangat
mudah mengekspresikannya kepada isteri dan anaknya, bukan hanya terkait
dengan kebutuhan materi, tetapi juga bagaimana agar suasana kejiwaan
mereka tenang dan bahagia, tidak tersakiti, apalagi terhinakan. Begitu
pula halnya bagi pemimpin kepada rakyatnya, pejabat atau orang kaya
kepada orang-orang papa.

Akan tetapi, jika kelembutan itu telah sirna berganti dengan hati yang
beku, keras dan tidak sensitif, sungguh yang terjadi adalah pemandangan
yang sangat miris dan sulit diterima akal. Bagaimana dapat seorang
suami menelantarkan atau menyakiti isteri dan anaknya padahal mereka
adalah belahan dan buah hatinya, bagaimana pula ada pemimpin atau
pejabat yang berlomba-lomba mereguk kesenangan dan kemewahan dunia di
atas penderitaan rakyatnya dengan segudang dalih dan alibinya, padahal
mereka dipilih rakyatnya, lalu bagaimana si kaya bisa tega
mempertontonkan kekayaannya di hadapan si miskin yang papa tanpa
sedikitpun keinginan berbagi, padahal Rasulullah saw katakan, 'Kalian
dibela dan diberi rizki karena orang lemah di antara kalian.' Sungguh
mengerikan!

Di zaman ketika materi dan tampilan lahiriah semakin dipuja-puja,
sungguh kita semakin banyak membutuhkan manusia berhati burung!

Masih terngiang-ngiang di telinga, doa para imam dalam qunut witir
bulan Ramadan di masjid-masjid kota Riyadh, 'Allahumma laa tusallitt
alaina man laa yakhaafuka fiina wa laa yarhamunaa….. ya Allah, jangan
berikan kami pemimpin yang tidak takut kepadaMu dalam urusan kami dan
yang tidak mengasihi kami……' aamiiin…

Riyadh, Jumadal Ula 1431H
Abdulah Haidir
(diambil dari postingan Mauludi Ariesto di milist Muslim Korea)